Gara Gara Uang Receh, Pelajar Nekat Ikut Unras 11 April Bersama Mahasiswa




INFO TERKINI ■ Mulai terungkap mengapa para pelajar nekat bertolak ke Jakarta dan berniat bergabung dengan mahaiswa yang aksi di gedung DPR RI

Ternyata mereka ini sengaja digerakkan ikut ikut aksi dengan dugaan iming-iming sejumlah uang.

Mirisnya lagi uang yang dijanjikan tidak seberapa dibandingkan resiko yang mereka dapatkan.

Pertanyaannya, siapak aktor inteelktual yang sengaja menggerakkan pelajar-pelajar ini?

Ini sebuah kenyataan yang sangat miris. Beruntung polisi yang cekatan lebih dulu membatasi ruang gerak para pelajar ini.

Puluhan pelajar yang hendak begerak ke Jakarta segera diamankan polisi.

Saat pemeriksaan intensif itulah mulai terkuak apa motif mereka ikut akdi di gedung DPR RI.

Sebelumnya, kepolisian mengamankan puluhan pelajar di Tangerang, Banten, Senin (11/4/2022).

Mereka diamankan Polres Metro Tangerang Kota ketika hendak bertolak ke Jakarta untuk mengikuti demo yang diinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI).

Banyak di antara mereka yang diamankan masih berusia di bawah umur dan baru mengenyam pendidikan tingkat SMP.

Usut punya usut, sebagian besar dari mereka tergiur sejumlah bayaran dari oknum yang menggerakan mereka ke Jakarta.

"Sejauh ini masih kita periksa diskusi perbincangan di handphone-nya. Ya memang ada bahasa-bahasa uang, itu ada. Ada beberapa ada yang tidak ada uang," jelas Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Komarudin.

"Dan ada yang mengatakan akan menjamin nanti akan diberikan uang dan terus akan kita dalami," sambungnya.

Kendati demikian, pihaknya belum menemukan siapa di balik dalang ini.

Mirisnya lagi, nominal yang dijanjikan pun diduga tidak seberapa dibandingkan resiko yang akan mereka terima setelah terciduk kepolisian.

"Untuk besarannya hanya bisa dikatakan jaminan saja. Kalau disampaikan sih hanya kisaran puluhan ribu ya," ujar Komarudin.

Dari puluhan pelajar tersebut, petugas tidak menemukan barang-barang terlarang yang dibawa.

Semisal senjata tajam dan obat-obatan terlarang seperti narkoba.

"Yang kita amankan atribut bendera merah putih dilipet acak-acakan. Kemudian bendera-bendera sekolah yang mereka buat," ucap Komarudin.

Komarudin mengatakan hingga Senin petang pihaknya mengamankan 86 anak-anak di bawah umur.

Mereka terindikasi bergerombol untuk ikutan demo ke Jakarta.

"Sampai dengan saat ini ada 86 anak di bawah umur, anak sekolah, bukan mahasiswa," jelas Komarudin di kantornya.

"Mereka akan berangkat ke Jakarta, setelah kami dalami isi handphone-nya memang ajakan," sambungnya.

Dari penelusuran sementara, para pelajar tersebut terhasut ajakan oknum-oknum tidak bertanggungjawab.

Sebab, sebagian besar dari pelajar tersebut tidak mengetahui duduk perkara demo yang diadakan BEM SI tersebut.

"Sementara ada yang melalui WA, japri dan lain sebagainya. Masih dalam lingkaran sesama teman, namun pasti akan terus kami kembangkan," tegas Kapolres.

Dari 86 yang diamankan, lanjut Komarudin, Kecamatan Teluknaga jadi penyumbang paling banyak pelajar yang diamankan.

Menurutnya, data tersebut sesuai dengan prediksi polisi bahwa, pelajar paling banyak datang dari Kabupaten Tangerang.

"Sementara tertinggi dari Teluknaga sampai dengan 26 anak sekolah. Ini sama seperti prediksi dan informasi. Bahwa memang akan dikerahkan anak-anak dari daerah Sepatan, Pakuhaji dan Teluknaga," papar Komarudin.

Pantauan TribunJakarta.com mereka dikumpulkan di ruang perawatan tahanan dan barang bukti Polres Metro Tangerang Kota.

Satu-satu mereka dimintai keterangan soal identitas diri, maksud dan tujuan, sampai barang bawaan mereka.

Beberapa ada yang masih mengenakan seragam Sekolah Menengah Atas (SMA).

Diketahui tujuh anak berseragam tersebut merupakan murid SMA 12 Teluknaga.

Ada satu siswa dari sekolah tersebut yang secara spontan dan gamblang menyebutkan alasannya ingin pergi ke Jakarta.

"Saya mau ke istana mau demo soal harga minyak! Soalnya orang tua saya jualan bala-bala (bakwan)," teriak siswa berambut pirang itu, Senin (11/4/2022).

Celetukan anak tersebut pun sontak membuat petugas kepolisian dan anak yang lain tertawa.

Namun, hal tersebut tidak membuatnya lolos dari pendataan polisi.

Dari data yang didapatkan, sekira 50 anak tersebut didominasi berumur di bawah 17 tahun.

Bahkan ada yang mengaku berusia 13 tahun masih berstatus kelas 1 SMP.

"Masih SMP saya, 13 tahun pak," kata siswa itu ketika ditanya petugas.(*)

Sumber :
TRIBUNPEKANBARU.COM

0 Komentar