Prancis Tawarkan Lagi Puluhan Jet Tempur Tafale ke Indonesia


INFO TERKINI ■  Prancis akan mencoba untuk memperdalam hubungan dengan kawasan Indo-Pasifik untuk mengimbangi hilangnya kesepakatan pertahanan strategis dengan Australia pada September lalu. Hal ini disampaikan saat Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian berkunjung ke Indonesia.

Paris menuduh sekutu-sekutunya menusuk dari belakang ketika Australia memilih membangun sendiri kapal selam berkekuatan nuklir dengan teknologi dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Akibatnya Australia membatalkan kesepakatan pembelian kapal selam dari Prancis senilai miliaran dolar.

Canberra terus maju dengan aliansi trilateral Australia-AS-Inggris yang disebut AUKUS. Negeri Kanguru beralasan kerja sama pertahanan ini penting untuk menangkal ancaman China di kawasan.

Kemitraan Prancis dengan Australia pada 2016 dianggap menjadi batu lompatan pada kebijakan di Indo-Pasifik. Sejak kehilangan kesepakatan itu, Paris memperkuat hubungan dengan Jepang, India, dan Vietnam.

"Kunjungan ini menegaskan kembali komitmen Prancis pada Indo-Pasifik, dan mengintesifkan hubungan dengan Indonesia," kata sumber diplomatik Prancis sebelum kunjungan Jean-Yves Le Drian selama dua hari di Jakarta, Selasa (23/11/2021).

Kunci mengembangkan hubungan itu adalah dengan mempererat kerja sama militer. Indonesia ingin memperkuat kemampuan pertahanannya termasuk kemungkinan membeli kapal selam, kapal tempur, dan kapal perang di tengah memanasnya ketegangan di Laut China Selatan dengan China.

Dilansir Reuters, Prancis sudah bernegosiasi dengan Indonesia selama beberapa bulan untuk menjual 36 pesawat tempur Rafale. Pada Juni mereka menandatangani letter of intent meski para pejabat tidak yakin kesepakatan sudah dicapai sebelum akhir tahun karena masalah finansial.

"Prancis melipatkangandakan hubungan dengan Indo-Pasifik yang lain, termasuk Indonesia, dalam arti untuk mengimbangi kehilangan Australia," kata seorang diplomat Indo-Pasifik.

Dalam video kunjungannya ke Indonesia, Le Drian menekankan kemarahan Prancis pada Australia. Ia menguraikan strategi Indo-Pasifiknya dengan menyebut banyak negara di kawasan kecuali Australia.

Lihat Sumber Artikel di Republika Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Warta Ekonomi dengan Republika. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Republika.

Prancis akan mencoba untuk memperdalam hubungan dengan kawasan Indo-Pasifik untuk mengimbangi hilangnya kesepakatan pertahanan strategis dengan Australia pada September lalu. Hal ini disampaikan saat Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian berkunjung ke Indonesia.

Paris menuduh sekutu-sekutunya menusuk dari belakang ketika Australia memilih membangun sendiri kapal selam berkekuatan nuklir dengan teknologi dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Akibatnya Australia membatalkan kesepakatan pembelian kapal selam dari Prancis senilai miliaran dolar.

Canberra terus maju dengan aliansi trilateral Australia-AS-Inggris yang disebut AUKUS. Negeri Kanguru beralasan kerja sama pertahanan ini penting untuk menangkal ancaman China di kawasan.

Kemitraan Prancis dengan Australia pada 2016 dianggap menjadi batu lompatan pada kebijakan di Indo-Pasifik. Sejak kehilangan kesepakatan itu, Paris memperkuat hubungan dengan Jepang, India, dan Vietnam.

"Kunjungan ini menegaskan kembali komitmen Prancis pada Indo-Pasifik, dan mengintesifkan hubungan dengan Indonesia," kata sumber diplomatik Prancis sebelum kunjungan Jean-Yves Le Drian selama dua hari di Jakarta, Selasa (23/11/2021).

Kunci mengembangkan hubungan itu adalah dengan mempererat kerja sama militer. Indonesia ingin memperkuat kemampuan pertahanannya termasuk kemungkinan membeli kapal selam, kapal tempur, dan kapal perang di tengah memanasnya ketegangan di Laut China Selatan dengan China.

Dilansir Reuters, Prancis sudah bernegosiasi dengan Indonesia selama beberapa bulan untuk menjual 36 pesawat tempur Rafale. Pada Juni mereka menandatangani letter of intent meski para pejabat tidak yakin kesepakatan sudah dicapai sebelum akhir tahun karena masalah finansial.

"Prancis melipatkangandakan hubungan dengan Indo-Pasifik yang lain, termasuk Indonesia, dalam arti untuk mengimbangi kehilangan Australia," kata seorang diplomat Indo-Pasifik.

Dalam video kunjungannya ke Indonesia, Le Drian menekankan kemarahan Prancis pada Australia. Ia menguraikan strategi Indo-Pasifiknya dengan menyebut banyak negara di kawasan kecuali Australia.

Lihat Sumber Artikel di Republika Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Warta Ekonomi dengan Republika. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Republika.

Prancis akan mencoba untuk memperdalam hubungan dengan kawasan Indo-Pasifik untuk mengimbangi hilangnya kesepakatan pertahanan strategis dengan Australia pada September lalu. Hal ini disampaikan saat Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian berkunjung ke Indonesia.

Paris menuduh sekutu-sekutunya menusuk dari belakang ketika Australia memilih membangun sendiri kapal selam berkekuatan nuklir dengan teknologi dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Akibatnya Australia membatalkan kesepakatan pembelian kapal selam dari Prancis senilai miliaran dolar.

Canberra terus maju dengan aliansi trilateral Australia-AS-Inggris yang disebut AUKUS. Negeri Kanguru beralasan kerja sama pertahanan ini penting untuk menangkal ancaman China di kawasan.

Kemitraan Prancis dengan Australia pada 2016 dianggap menjadi batu lompatan pada kebijakan di Indo-Pasifik. Sejak kehilangan kesepakatan itu, Paris memperkuat hubungan dengan Jepang, India, dan Vietnam.

"Kunjungan ini menegaskan kembali komitmen Prancis pada Indo-Pasifik, dan mengintesifkan hubungan dengan Indonesia," kata sumber diplomatik Prancis sebelum kunjungan Jean-Yves Le Drian selama dua hari di Jakarta, Selasa (23/11/2021).

Kunci mengembangkan hubungan itu adalah dengan mempererat kerja sama militer. Indonesia ingin memperkuat kemampuan pertahanannya termasuk kemungkinan membeli kapal selam, kapal tempur, dan kapal perang di tengah memanasnya ketegangan di Laut China Selatan dengan China.

Dilansir Reuters, Prancis sudah bernegosiasi dengan Indonesia selama beberapa bulan untuk menjual 36 pesawat tempur Rafale. Pada Juni mereka menandatangani letter of intent meski para pejabat tidak yakin kesepakatan sudah dicapai sebelum akhir tahun karena masalah finansial.

"Prancis melipatkangandakan hubungan dengan Indo-Pasifik yang lain, termasuk Indonesia, dalam arti untuk mengimbangi kehilangan Australia," kata seorang diplomat Indo-Pasifik.

Dalam video kunjungannya ke Indonesia, Le Drian menekankan kemarahan Prancis pada Australia. Ia menguraikan strategi Indo-Pasifiknya dengan menyebut banyak negara di kawasan kecuali Australia.

Lihat Sumber Artikel di Republika Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Warta Ekonomi dengan Republika. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Republika.(Hmk)

0 Komentar